Siksaan yang Pertama

Starla menyusuri jalan berumput untuk menuju gudang besar yang ada di belakang rumah kediaman keluarga Adiwangga itu dengan perasaan gelisah. Pasalnya, gadis itu benar-benar lupa bahwa tadi sebelum ia pergi ke dapur untuk membuatkan sang nyonya teh hijau, ia juga sedang menyetrika pakaian tuan mudanya. Parahnya lagi, gadis itu lalai untuk meletakkan setrika di tempat yang aman, ia justru masih meletakkannya di atas pakaian sang tuan muda. Alhasil pakaian yang terlihat sangat mahal itu menjadi cacat dengan lubang besar pada bagian tengahnya.

Sebelum masuk ke dalam ruangan gelap yang pintunya telah sedikit terbuka menandakan sang tuan mudanya sudah berada di dalam sana, gadis itu meraup udara di sekitarnya dengan rakus, mempersiapkan hatinya dengan apa yang mungkin dilakukan oleh orang yang telah menunggunya. Starla berharap Sang Pencipta masih mau melindungi dirinya dari hal-hal buruk yang sedang berputar terus-menerus tak mau berhenti di benak kepalanya. Gadis itu sedang ketakutan sekarang.

“K-kak?” sapa Starla dengan gugup kepada Nathan yang sedang duduk membelakanginya. “Udah dateng lo?” ucap Nathan dengan dingin sambil berdiri dan berjalan mendekat ke arah gadis muda itu. “I-iya sudah kak. K-kak ma..maafin saya, saya tidak sengaja membuat pakaian kakak jadi rusak.” jelas Starla dengan suara bergetar menahan air mata yang sudah bersarang di pelupuk matanya. Ia tak berani menatap laki-laki yang ada di hadapannya kini.

Brukkk

“Akhh”

Nathan mendorong bahu Starla dengan sangat keras hingga mengakibatkan gadis tersebut tersungkur ke lantai semen yang tak berkeramik. Lututnya yang bergesekan dengan lantai keras itu, membuat darah segar kemudian mengalir dari kulitnya. Gadis itu meringis kesakitan dan mulai mengalirkan bulir bening dari matanya yang indah itu karena rasanya memang sangatlah perih bukan main. Nathan hanya tersenyum miring melihat perbuatannya barusan kepada pembantu barunya.

“Gue udah bilang ke lo, kalo lo cuma pembantu disini, jadi jangan banyak tingkah. Tapi apa? lo ga dengerin omongan gue tempo hari kan?” “Lo mau sampe jual diri pun ga akan bisa ganti baju gue yang udah lo rusakin, jalang!!” “Ngerti ga sih lo? lo masih bisa bahasa manusia kan?” cerca Nathan terus-terusan kepada Starla.

“Akhhh” “S-sa...sakit k-kak”

Belum sempat menjawab perkataan Nathan yang sangat kejam dan pedas itu, Starla kembali merintih kesakitan. Bagaimana tidak? Jika kaki sang tuan mudanya itu dengan sengaja menginjak punggung tangan kanan Starla. Gadis lemah itu menatap tuan mudanya dengan tatapan memohon dan tangan kirinya berusaha untuk menyingkirkan kaki sang empu yang sedang menginjak punggung tangan kanannya. Bukannya menarik kakinya, Nathan justru mendorong kakinya semakin kuat untuk membuat sang gadis dapat merasakan rasa sakit yang lebih.

Setelah puas membuat gadis yang kini sedang tersungkur di bawahnya merasakan kesakitan karena punggung tangan kanannya yang mulai membengkak serta mengeluarkan darah, akhirnya Nathan menarik kakinya dan mulai merendahkan tubuhnya mendekat ke arah wajah sang gadis. Starla yang masih ketakutan segera menghindar dengan memundurkan tubuhnya. Namun, tangan Nathan terjulur cepat untuk mencengkeram erat lengan Starla membuat Starla tidak dapat berkutik lagi.

“Ini belum seberapa, tunggu aja hukuman lo yang selanjutnya dari gue!” ucap Nathan dengan suara beratnya yang berbisik tepat pada telinga Starla. Bahkan gadis itu dapat merasakan hembusan nafas hangat dari Nathan yang membuat Starla bergidik ngeri atas peringatan tuan mudanya barusan. Ia sangat ketakutan sekarang, tubuhnya bergetar dan tangan kirinya mengepal kuat-kuat untuk menyalurkan rasa ketakutannya.

Tanpa rasa bersalah sama sekali, setelah membuat putri orang lain terluka dan ketakutan, Nathan melenggang ke luar dari ruangan gelap yang hanya diterangi oleh satu buah lampu temaram itu. Ia meninggalkan gadis muda yang sedang tertunduk sambil menangis itu. Starla berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat menahan isakannya. Bukan tanpa alasan, sebab ia tak mau ada orang lain yang melihat keadaan dirinya yang sangat kacau sekarang.

Starla menatap kosong punggung tangan kanannya yang kini terluka akibat perbuatan tuan mudanya barusan. “Ibu, lutut dan punggung tangan kanan Starla sakit. Starla takut dengan kak Nathan bu” ucap gadis muda itu dengan suara parau.

©scndbrr