Setimpal dan Trauma
Di sinilah Starla sekarang berada, sebuah gudang yang ukurannya cukup luas, namun hanya berisikan sedikit barang-barang usang milik tuan rumah. Ditemani oleh satu buah lampu yang berwarna kuning, namun sejak tadi terus berkedip menandakan bahwa sebentar lagi dirinya akan padam.
Gadis itu sedang terduduk di lantai semen yang tak berkeramik, menekukkan kakinya dan memeluk lututnya dengan sangat erat. Debaran jantung yang tak sesuai dengan ritmenya, wajahnya yang terlihat pucat pasi, getaran yang ada di sekejur tubuhnya, bulir bening yang terus saja mengalir dengan deras dari sudut netranya, serta tanda kemerahan yang disebabkan oleh cengkeraman kuat Nathan di pergelangan tangan Starla tadi telah menjadi saksi bisu betapa ketakutannya gadis muda itu.
Sekarang dirinya berada di dalam gudang ini sendirian, tidak ada siapapun. Jika kalian bertanya kemana perginya Nathan? maka jawabannya pun tak Starla ketahui. Setelah menyeret paksa Starla dari perpustakaan di kampusnya sampai menempatkan gadis itu di gudang belakang rumahnya pun, laki-laki itu tidak mengeluarkan barang satu patah kata saja.
“HEH PEREMPUAN JALANG!! BANGUN ANJING!!! SIAPA YANG SURUH LO TIDUR DI SINI HAH??!!!” itu adalah suara Nathan yang menginterupsi dengan kasar Starla yang baru saja terlelap karena kalelahan menangis. “K-kak?” jawab Starla dengan suara bergetar dan netranya kini masih menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya. “Karena lo udah bikin tugas gue ancur dan presentasi gue gagal, maka lo harus terima akibatnya. Lo bakal dapet hukuman dari gue!!” cerca Nathan yang kini sedang menatap perempuan di bawahnya tanpa ampun, diakhiri dengan seringaian kecil pada sudut kiri bibirnya.
Byurrr
“Aakkkhhhh” “S-sakittt sakitt kak hiks” “K-kak Nathan i-ini panas sekali” “Tolong kak, rasanya sakit sekali hikss” “Maaf kak, maafin saya. Ampuni saya kak” suara rintihan Starla yang sedang kesakitan memenuhi ruangan ini. Rintihan itu terdengar amat pilu dan mampu mengiris hati orang yang mendengarnya.
Apakah kalian ingin tahu hukuman yang diberikan Nathan kepada Starla hingga gadis itu mengalami rasa sakit yang luar biasa hebat? Ya, betul sekali. Saat ini laki-laki gila yang tidak mau mendengarkan pembelaan dari Starla sedang menumpahkan air kopi panas ke atas kedua tangan gadis itu. Bahkan air yang digunakan untuk menyeduh kopi itu baru saja mendidih dan diangkat dari atas kompor, yang artinya air itu mampu membuat luka bakar bagi orang yang terkena barang sepercik saja.
“Ini baru impas, karena lo udah bikin laptop gue mati dengan nyiram pake air kopi, maka balasan ini sangat setimpal buat diri lo jalang!!” -Nathan.
Starla sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar menjawab perkataan tuan mudanya itu. Bahkan untuk berteriak menyalurkan rasa sakit yang menjalar di kedua tangannya pun ia sudah tidak mampu. Yang dapat ia lakukan sekarang hanya terus menangis tanpa suara dan memandang sayu ke arah laki-laki yang hari ini membuatnya bahagia sekaligus menderita secara bersamaan.
Setelah puas menumpahkan air kopi yang mendidih ke atas kedua tangan pembantunya itu, Nathan lantas pergi dari gudang dan meninggalkan Starla sendirian di dalam sana.
Di sisi lain, kini keadaan Starla terlihat sangat kacau. Kedua tangannya yang terlihat sangat merah dan timbul gelembung air di beberapa tempat. Cetakan bekas aliran air matanya terlihat jelas. Darah pada bagian bibir bawahnya mulai mengering dan meninggalkan luka akibat ulahnya sendiri untuk menahan rasa sakit tadi. Rambutnya yang kusut dan berantakan terlihat seperti tidak pernah disisiri selama berbulan-bulan. Hingga kemudian perlahan-lahan namun pasti, kedua kelopak mata gadis itu mulai terpejam.
“La, kamu kenapa?! Kok bisa ada di sini sih?! La, bangun La!!”
©scndbrr