Sebuah Penghayatan

Tringgg

Suara gemerincing yang dihasilkan oleh lonceng itu, terdengar cukup nyaring.

Hal itu mampu menyita atensi dari seorang gadis yang kini kedua tangannya tengah sibuk menghias sebuah kue tart dihadapannya.

Lonceng tadi memang dengan sengaja Jeya taruh di depan pintu masuk toko kuenya itu untuk memberinya tanda apabila ada pelanggan yang datang.

Sosok laki-laki berwajah rupawan yang memiliki tubuh tegap nan tinggi itu segera menghampiri Jeya setelah tangannya membuka pintu masuk toko.

“Selamat datang di Jeya's Bakery kak.” “Ada yang bisa saya bantu?” “Kakak mau cari kue apa?” sapa Jeya dengan ramah tak lupa menyunggingkan senyuman lebarnya yang sangat manis.

Siapapun yang melihat lengkungan bibir tadi pasti akan secara reflek tersenyum begitu saja.

Tentu itu juga beralaku bagi pria yang kini tengah berdiri menatap manik miliknya.

Atma, namanya.

“Emm...” “Saya mau pesen kue tart mbak,” jawab Atma.

Jeya kemudian menganggukkan kepalanya ringan, paham akan keinginan dari pelanggan pertamanya hari ini.

“Baik kak, mari saya tunjukkan beberapa model yang bisa kakak pilih,” Jeya mengarahkan Atma untuk berjalan ke sisi barat toko menuju ke sebuah lemari pendingin besar yang terlihat transparan dari luar.

“Untuk bentuknya nanti bisa disesuaikan kak.” “Bisa persegi, persegi panjang, atau juga lingkaran,” jelas Jeya.

Setelah netranya menelisik dengan cukup lama ke dalam lemari pendingin tadi, akhirnya Atma menetapkan pilihannya.

“Yang kaya gitu aja mbak,” ucap Atma sambil menunjuk salah satu kue tart di sana dengan jari telunjuknya. “Bentuknya lingkaran aja ya,” tambah laki-laki itu.

“Baik kak, untuk topping mau disamakan saja atau mau diganti?” tanya Jeya lagi.

“Kalau diganti jadi matcha, terus hiasannya itu serba warna hijau bisa ga ya mbak?” tanya Atma.

“Tentu bisa kak.” “Ada lagi yang mau ditambahkan?” Jeya kembali bertanya.

“Udah itu aja mbak,” final Atma.

“Baik kak, lalu ini mau dikasih tulisan atau tidak ya kak di atas kue tartnya?” Jeya melontarkan pertanyaan lagi, takut apabila pelanggannya ini lupa karena biasanya tulisan di atas kue tart itu sudah merupakan hal yang diwajibkan oleh sebagian orang.

“Oh iya, hampir aja lupa.” “Tulisannya Happy Anniversary 5'th ya mbak,” jelas Atma.

“Wah buat kasih surprise ke pacarnya ya kak?”

“Hahahahahaha iya betul mbak.” “Acaranya sih besok malam, kira-kira udah jadi kan ya kuenya?”

“Sudah kak, kuenya bisa diambil sore ya.”

Jeya tersenyum kecut setelah pelanggannya itu keluar dari tokonya setelah menyelesaikan pembayaran dp dari kue tart yang ia pesan.

“So sweet banget ya kakaknya tadi.” “Kapan ya kak Jegra bisa kaya dia,” ucap Jeya dengan lirih sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

© scndbrr