Savior
TW // Physical Abuse TW // Blood
Seorang gadis tengah berjalan sendirian menuju sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari komplek apartemen mewah di Kota tersebut.
Gadis muda itu mengenakan jaket lengkap dengan penutup kepalanya, masker, dan juga kacamata hitam demi menyembunyikan identitas aslinya.
Karena jika tidak begitu, mungkin sekarang ia sudah dikerumuni oleh masssa untuk dimintai tanda tangan dan diajak berfoto bersama.
Aretha.
Seorang aktris muda yang sedang berdiri pada puncak kejayaan karirnya.
Ia hendak menemui seseorang yang selama dua tahun belakangan ini telah menjadi sandaran dan tempatnya berkeluh kesah.
Niat dan tujuan awal Aretha hanya satu, yakni ia ingin meluruskan sekaligus menanyakan alasan orang tersebut yang sudah beberapa hari ini bersikap kasar kepadanya.
Ketika ia melihat seorang pria yang tak asing lagi baginya tengah duduk sendirian di taman yang sepi, lantas gadis itu mulai mempercepat langkahnya untuk segera mendekat.
“Kak Je, aku udah dateng.” ucap Aretha sebagai salam pembukanya.
“Kamu ga bisa liat jam?” “Berapa lama cuma buat kamu dateng ke sini doang hah?!” “Aku udah nungguin kamu dari satu jam yang lalu tau ga?!!” cerca laki-laki itu kepada Aretha.
“Ma-maaf kak, tadi di jalan ada kecelakaan lalu lintas jadi macet deh.” jelas Aretha dengan jujur.
“Halah banyak alasan kamu!!” sanggah laki-laki tadi dengan ketus.
“Beneran kak, Retha ga bohong” bela Aretha yang masih bersikukuh.
“Ya udah, sekarang aku tanya kenapa kamu jalan sama Stevia tadi ga ngasih tau aku dulu?” tanya laki-laki itu.
“Loh kak, aku cuma jalan berdua sama sahabat aku sendiri. Masa harus pake izin dari kakak segala sih?” jelas Aretha kepadanya.
“Wah beneran udah berani nglawan kamu ya!!” balas laki-laki itu dengan suaranya yang mulai meninggi.
Plakk
Tamparan keras dilayangkan oleh laki-laki tadi dan mendarat dengan mulus pada pipi putih nan bersih milik Aretha.
Tindakan itu mampu menghasilkan bekas merah yang berbentuk menyerupai tangan di sana.
Bahkan bibir Aretha ikut terkoyak hingga sobek dan membuat darah segar mulai mengalir dari sudut bibirnya yang mungil itu.
Karena dihantam oleh rasa sakit dan ketakutan yang luar biasa, bulir bening dari kedua sudut netra gadis muda itu mulai mengalir.
Dirinya teringat oleh kenangan akan masa lalu.
“K-kak...” lirih Aretha dengan suaranya yang bergetar.
“Kamu itu milik aku Retha!! Jadi kamu mau ke mana sama siapapun ya harus izin ke aku dulu, ngerti?!!” bentak laki-laki tadi kepadanya.
“Kak Je kok sekarang kasar sama aku sih?” tanya Aretha dengan takut.
Bukannya menjawab pertanyaan Aretha, laki-laki itu justru mulai mengangkat tangannya lagi ke atas, bersiap-siap untuk melayangkannya kembali.
Namun sungguh beruntung nasib Aretha pada malam ini. Karena tiba-tiba saja tangan seorang pemuda yang lain menangkap dan menahan sebuah pukulan yang hendak dilayangkan.
“Gue bisa panggil satpam, kalo lo masih buat keributan di sini.” ucap dingin pemuda tadi.
Laki-laki tadi takut apabila masalah ini diperpanjang, pasalnya ia tidak mau identitasnya juga terbongkar disini. Apalagi ditambah dengan dirinya yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap seorang aktris.
Karena itu, laki-laki tadi lantas pergi meninggalkan Aretha dan pemuda tadi di taman ini begitu saja.
Saat pemuda tadi berbalik badan hendak menanyakan keadaan Aretha, ternyata sosok gadis tersebut sudah hilang tak ada wujudnya lagi.
Makasih, makasih banget karena udah nolongin gue. Tapi sorry, gue ga bisa biarin lo tau soal identitas gue.
© scndbrr