Prolog
Kata orang, sangat sulit untuk dapat mengubah kepribadian orang lain. Kepribadian itu ibaratnya seperti identitas yang sudah melebur menjadi satu dan mendarah daging dengan sang pemilik tubuh tersebut. Maka, dapat dipastikan usaha yang ekstra pun tidak juga menjamin terpisahnya kepribadian dengan sang pemiliknya itu.
Namun, apakah kalian juga pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan “Batu yang terus-menerus terkena tetesan air, sekeras apapun batu itu, tetesan air akan melunakkannya”? Percaya atau tidak, ternyata pepatah itu benar adanya.
Siapa yang pernah menyangka jika seorang laki-laki yang dingin, pendiam, tidak terlalu suka bergaul dengan orang lain, dan juga tidak pernah mempedulikan kehadiran orang lain di hidupnya itu dapat berubah 180 derat? Jawabannya tidak ada.
Bahkan keluarganya pun sudah menyerah untuk dapat membuat putra bungsu dan adik mereka itu setidaknya dapat menjadi seperti orang lain pada umumnya. Mereka sudah kehabisan akal untuk melakukan hal tersebut.
Padahal jika ditilik kembali, sebetulnya apa yang kurang dari dirinya? Tampan sudah jelas dilihat dari banyaknya wanita yang mengejarnya dari dirinya masih duduk di bangku sekolah untuk mengenyam pendidikannya hingga sekarang ketika pria itu sudah tumbuh menjadi dewasa dan memegang jabatan yang penting.
Kaya? Bergelimangan harta? Tolong jangan ditanyakan lagi. Sebab sepertinya kekayaan yang dimiliki olehnya dirinya sendiri itu jika ditotalkan seluruhnya maka tidak akan habis untuk tujuh turunannya kelak. Mohon digaris bawahi, kekayaan yang dimiliki oleh dirinya sendiri.
Sayangnya, hanya dua hal itu saja yang dapat dibanggakan dari pria itu. Selebihnya tidak ada.
Jiwa anti sosialnya, perangainya yang buruk, dan sikap acuh tak acuhnya dengan orang lain membuat siapapun wanita yang sudah berusaha untuk mengejarnya akan langsung mengambil arah putar balik. Karena bagi kebanyakan wanita, tampan dan mapan saja belum cukup. Mereka membutuhkan sosok yang juga dapat memberikan perhatian dan kasih sayang.
Atau pada kata lain yang mudah dipahami adalah mereka ingin diperlakukan bak ratu oleh pasangan mereka masing-masing.
Bukannya banyak mau atau tidak dapat menyukuri suatu hal. Namun, karena wanita lebih sering menggunakan perasaannya ketimbang logikanya sendiri, maka hal itu sudah pasti akan menjadi syarat utama bagi siapapun pria yang mau masuk ke dalam hati mereka.
Kembali lagi kepada pria ini. Meskipun dirinya sudah sadar bahwa banyak yang menyayangkan kepribadiannya yang sangat buruk ini, namun ternyata hal itu tidak membuat pria itu berusaha untuk memperbaikinya. Justru dirinya berpikir bahwa jika semua wanita di dunia ini beranggapan demikian, maka tidak masalah bagiku untuk melajang seumur hidup.
Pria itu merasa dirinya sudah memiliki segala-galanya, lantas buat apa lagi dirinya harus merubah diri? Hanya untuk wanita? Itu bukanlah hal yang terlalu penting bagi dirinya.
Tentu tidak. Tenang saja bagi kalian yang mulai terbesit sebuah pikiran konyol di benak kalian masing-masing. Alangkah baiknya jika kalian semua membuang jauh-jauh pikiran itu. Dia adalah pria normal, masih lurus di jalan yang benar.
Ketika dirinya sudah merasa nyaman dengan hidupnya yang berjalan sesuai dengan keinginannya sendiri. Tiba-tiba saja datanglah seorang wanita aneh, bahkan menurutnya kelewat aneh ke dalam skenario jalan hidupnya itu.
Aneh maksud pria itu di sini adalah karena wanita itu dapat dengan mudahnya mematahkan prinsip hidupnya sendiri yang sudah ia bangun dengan sangat kokoh. Hancur begitu saja, hilang tak bersisa. Entah ke mana prinsip itu terbang? Mungkin sudah dibawa angin yang menyapunya.
Meskipun dirinya di awal tadi pernah menyatakan bahwa ia tidak akan masalah jika harus menjalani hidup tanpa adanya seorang pendamping di sisinya, namun pria itu tentu saja masih memiliki standar wanita yang menurutnya layak untuk dijadikan pasangan.
Bagaimana bisa seorang wanita tidak sesuai dengan standarnya itu, bahkan sangat jauh dapat menggoyahkan dirinya? Menggetarkan hatinya yang sempat mati rasa dengan wanita manapun yang pernah ia temui selama dirinya hidup mulai dari lahir hingga detik ini.
Tidak mungkin. Ini pasti terdapat kesalahan pada sistem kerja dunia yang ditinggalinya, pikir pria itu.
Hanya berawal dari pertemuan singkat yang dapat dikatakan hanyalah sebuah kebetulan belaka saja, hingga akhirnya mereka dipertemukan kembali di pertemuan kedua yang menjadi awal mula kisah mereka berdua ditorehkan pada sejarah hidup mereka berdua masing-masing.
Rasa peduli terhadap sesama manusia yang tiba-tiba muncul begitu saja dari dalam dirinya membawa pria itu untuk bersikap sok pahlawan di depan sang wanita dan berakhir dengan dirinya yang mengelak dan bersembunyi di balik kata kasihan.
Lantas, apakah benar itu semua hanyalah sebuah rasa kasihan saja? Tidak lebih? Tidak ada sedikit saja perasaan yang terlibat di dalam sana? Jawabannya akan ditemukan di dalam alur perjalanan mereka ini.
Mari sekarang kita beralih kepada sang wanita yang berhasil membuat pria itu menjadi rela untuk dapat merubah kepribadiannya demi dirinya.
Seorang wanita yang memiliki positive vibes adalah kalimat yang cocok untuk dapat menggambarkan bagaimana sosok dari dirinya itu. Hidupnya yang dipenuhi dengan senyuman manis miliknya, pandangan teduh yang selalu terpancar ketika dirinya sedang menatap orang lain, bahkan sikapnya yang periang dapat menjadi pelipur bagi sebagian orang.
Memiliki seorang anggota keluarga seperti dirinya merupakan anugerah terbesar yang dapat diperoleh oleh keluarga manapun. Bagaimana tidak jika wanita itu selalu memberikan kata-kata penyemangat yang mungkin bagi segelintir orang hal tersebut tidaklah terlalu penting, namun bagi orang-orang yang membutuhkannya maka dengan mendengarkannya rasanya dapat membuat mereka kembali hidup.
Masih sama, memiliki seorang teman dan sahabat seperti dirinya juga akan membuat siapapun orang itu memiliki sepasang telinga yang siap mendengarkan semua keluh kesah mereka. Terkadang orang-orang lupa. Sebagian dari mereka hanya akan menceritakan cerita bahagia dan kabar gembira kepada orang lain. Namun, melupakan dan memendam rasa kecewa serta kisah pahit mereka.
Semuanya pasti akan mengatakan bahwa hal itu memang sudah sepatutnya berlaku demikian. Bukankah tidak baik untuk membagikan pengalaman buruk kita kepada orang lain? Namun sayangnya mereka semua keliru. Kita semua tidak sadar bahwa kita butuh tempat yang pas untuk dapat mengadu. Bukan mengadu nasib, melainkan mengadu perasaan yang terhimpit batu besar di dalam kerongkongan kita supaya kita juga dapat hidup dengan perasaan sejahtera.
Wanita itu tidak pernah mengeluh ketika dirinya menjadi tempat penampungan rasa sedih orang-orang yang ada di hidupnya. Karena menurutnya, hidup itu adalah pemberian nikmat Tuhan yang tak ternilai. Kehilangan seseorang di masa lalunya membuat wanita itu sangat menghargai apa arti dari kehidupan itu sendiri. Sebaik mungkin, dirinya ingin dapat menjaga hidupnya sendiri dan jika diperbolehkan juga dengan hidup orang-orang tersayangnya.
Awalnya dirinya berpikir untuk menjaga semua hidup milik orang lain, namun setelah berjumpa dengan makhluk jadi-jadian baginya itu dirinya berusaha untuk menarik kembali perkataannya yang pernah terlontar begitu saja.
Jadi-jadian adalah kata yang ia gunakan untuk menjuluki seseorang yang dirinya amat benci itu. Sungguh, orang itu sangatlah menyebalkan, pikirnya.
Mengapa keberuntungan dan kesialannya itu harus datang di waktu yang bersamaan?
Bagaimana bisa ketika kita baru saja merasakan kebahagiaan yang begitu luar biasa atas pencapaian dari usaha keras kita sendiri, kemudian ditampar oleh nasib buruknya yang tiba-tiba hadir?
Makhluk itu, orang itu, pria itu telah mengusik kehidupannya.
Wanita itu berjanji tidak akan melepaskan pria itu begitu saja. Dirinya akan berlari sekencang mungkin untuk dapat mencekal sang pria dan membuatnya mengucapkan sebuah kata maaf.
Seumur-umur baru kali ini dirinya bertemu dengan sosok yang membuatnya naik pitam hingga kepalanya didera rasa pening. Emosi yang meluap-luap dari dalam dirinya akan ia tumpahkan jika mendapatkan kesempatan untuk berhadapan langsung dengan pria itu.
Namun, mengapa ketika hari itu tiba sangg wanita justru terdiam? Dirinya diam mematung dan tidak mampu untuk melancarkan aksinya. Lidahnya kelu tidak dapat mengeluarkan barang satu patah kata pun. Tubuhnya panas dingin menatap sosok yang ada di depannya. Terdapat satu hal janggal lagi yang menurut dirinya sendiri sudah terlampau janggal.
Pusat kehidupan dari wanita itu berdetak dalam tempo yang cepat. Bahkan terlalu cepat. Darahnya berdesir membuat dirinya terus bergeleng ribut.
Tidak akan. Satu kata itu terus ia gumamkan.
Tidak akan sang wanita itu terjatuh di dalam pesona sosok pria jadi-jadian itu bukan? Siapapun itu tolong katakan kepada wanita ini bahwa dirinya memang sudah jatuh terlalu dalam hingga tidak akan pernah dapat menemukan jalan untuk keluar dari labirin yang diciptakan oleh sang pria.
by scndbrr