Perjumpaan Pertama Kali

Gadis berambut hitam legam nan panjang dan bergelombang itu sudah bangun sebelum matahari menampilkan senyuman hangatnya pada dunia. Rena sangat menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Terlebih lagi apabila hal tersebut ikut melibatkan anak-anak di dalamnya.

Sejak malam hari, gadis itu telah mempersiapkan segala kebutuhannya untuk menjadi volunteer di SD Neo. Tak lupa juga ia menyempatkan dirinya saat pulang kuliah untuk mampir ke supermarket dan membeli berbagai macam jajanan. Bukan, jajanan itu bukan untuk dimakan saat ia berada di perjalanan menuju ke tempat tujuan. Melainkan gadis itu memiliki niat untuk memberikannya kepada anak-anak yang akan ia jumpai besok. Memang sangat mulia hati gadis itu.


“Halo kak!” “Iya, halo juga.”

Hening menyelimuti mobil yang sedang melaju dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi itu. Setelah sekedar menyapa kakak tingkatnya tadi saat sebelum ia menjatuhkan bokongnya di kursi penumpang, Rena mengunci dan menutup mulutnya rapat-rapat. Ini tidak seperti biasanya. Gadis itu merupakan sosok yang sangat bawel di mata orang-orang. Bahkan ia tidak segan untuk berbicara random kepada lawan biacaranya. Lidahnya seakan kelu dan tidak mau digerakkan.

Di sisi lain, Panji justru tidak terlalu memikirkan hal itu karena memang dia adalah sosok yang bisa dikatan memiliki julukan “tukang irit biacara”. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang mereka akhirnya sampai di lokasi tujuan. Rena yang tertidur pun bangun ketika merasa bahwa mobil yang ia tumpangi telah berhenti.

“Udah sampe. Lo nggak mau turun?” “Ehh iya kak. Sori tadi gue ketiduran.”

Mereka berdua akhirnya turun dari mobil sang adam dan bergegas menuju tempat berkumpul para volunteer yang lainnya.