Pelukan Hangat

Gadis itu berdiri dengan kepalanya yang tertunduk ke dalam. Dari awal dirinya berusaha untuk dapat menahan emosinya yang sudah memuncak.

Laki-laki yang pernah singgah di hatinya itu, kini justru tengah menyebarkan berita hoax yang tidak-tidak mengenai dirinya.

Dia adalah Jeremmy.

Pertahanan yang sudah ia bangun dengan sebaik mungkin mulai runtuh ketika terus membaca komentar buruk netizen yang sengaja diberikan kepadanya.

Bahunya mulai bergetar dan dirinya pun terisak lirih. Bulir bening tanpa permisi mulai mengalir dari kedua sudut netranya. Mati-matian Aretha menahan suara tangisnya agar tidak keluar.

Ketika masih terlarut dalam perasaannya yang sedang kalut itu, sebuah tepukan lembut pada bahu kanannya membuat dirinya menoleh.

Ternyata dia adalah Jenan.

Dengan nafasnya yang terengah-engah dan buliran air sebesar biji jagung pada pelipisnya, menjelaskan bahwa pemuda itu habis berlari untuk segera dapat sampai di sini.

“Lo gapapa?” tanya Jenan yang menatap Aretha dengan tatapan yang sulit di artikan.

Aretha mulai menghapus jejak air matanya yang tercetak jelas pada kedua pipinya. Kemudian ia menggelengkan kepalanya dengan pelan.

“Ga usah boong, Ar.” “Bilang aja lo lagi ga baik-baik aja.” ucap Jenan menatap lamat-lamat netra Aretha.

Setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Jenan, Aretha akhirnya mulai terisak lagi.

Namun kali ini berbeda dengan yang tadi. Dirinya menangis tanpa menahan suaranya. Suara tangisan Aretha terdengar sangat memilukan.

“Enggak, g-gue nggak kaya gitu, itu b-bukan gue.” “Gue g-ga pernah g-godain kak Je, apalagi s-sampai nyerahin t-tubuh gue.” racau Aretha dengan tidak jelas, dirinya kesulitan bernapas akibat sedang menangis.

Entah mengapa hati Jenan ikut terasa berdenyut ketika melihat Aretha yang sedang menangis di hadapannya.

Tanpa berpikir lama lagi, Jenan berinisiatif untuk mengulurkan tangannya dan menarik Aretha hingga membuat tubuh gadis itu masuk ke dalam dekapannya.

Jenan merengkuh tubuh mungil Aretha dan mulai mengusap lembut surai Aretha. Ia berharap tindakannya dapat membuat Aretha menjadi lebih tenang.

Jujur saja Aretha merasa nyaman ketika berada di pelukan tubuh besar Jenan. Bahkan ia meletakkan salah satu pipinya di dada bidang Jenan dan mulai berhenti menangis.

© scndbrr