Nathan Menangis?

Setelah mendengar rentetan kata yang dituturkan dari mulut Hesa dan juga melihat secara langsung room chat Hesa dengan Starla, Nathan dengan segera bangkit berdiri dari posisi duduknya sekarang. Netranya memancarkan secara gamblang adanya kepanikan yang tiada tara. Ia amat cemas dengan perempuan itu, Starla.

Secepat mungkin yang dirinya bisa, Nathan berlari melangkahkan kakinya keluar dari sebuah club yang tadinya ia pikir tempat itu akan menemani kegalauannya hari ini. Laki-laki itu sedang berada dalam mood yang buruk karena sahabat karibnya berencana untuk menyatakan perasaannya kepada Starla. Kalian benar, Nathan sudah jatuh hati kepada Starla.

Setelah sampai di parkiran, ia langsung masuk ke dalam mobil, duduk pada kursi kemudi kemudian mulai melajukan kendaraan beroda empat itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dirinya tidak menghiraukan teriakan dari ketiga sahabatnya yang sejak tadi telah menyebutkan namanya berulang-ulang kali sampai tak terhitung banyaknya.

Karena hanya ada satu hal saja yang terpikirkan di dalam benak seorang Nathaniel Adiwangga saat ini. Ia harus segara dapat sampai di tempat Starla sekarang berada. Jangan sampai dirinya terlambat barang satu detik pun untuk perempuan itu, karena Nathan tahu sebrengsek apa seorang Hugo Danuarta.

Beruntung hari sudah menjelang larut malam, itu tandanya kini jalan raya sedang senggang tidak sepadat saat orang-orang berangkat maupun pulang bekerja. Laki-laki itu dapat dengan leluasa mengemudikan kendaraannya dengan brutal dan melajukannya dengan kecepatan yang di atas rata-rata. Ia dengan rela mempertaruhkan nyawanya sendiri. Semua itu ia lakukan demi seorang Starla Zeanetta.


Sungguh malang nasib Starla. Gadis muda itu kini tengah dikepung oleh segerombol laki-laki yang terlihat bernafsu akan dirinya. Sejak tadi, ia sudah merapalkan berbagai macam doa dan tak lupa menyebutkan nama Nathan berulang kali, berharap laki-laki itu akan muncul saat ini juga. Ia sangat mengharapkan laki-laki itu untuk dapat menyelamatkannya dari kondisi ini.

“Hey, jangan takut gitu dong cantik.” “Urusan kita yang tempo hari kan belum selesai sayang.” “Ayok sini, kita mau main seneng-seneng bareng lohh.”

“BERHENTI DI SANA! JANGAN ADA YANG MAJU SELANGKAH PUN LAGI!! ATAU SAYA AKAN TERIAK SEKARANG JUGA!!!”

“Ya udah coba aja kalo mau teriak.” “Di sini itu daerahnya sepi, jadi ga bakal ada orang yang denger kamu.” “Udah ayok lah buruan, gue udah ga tahan njing!” “Bangsat ngebet amat lu liat cewek cantik!”

Dengan kurang ajar Hugo dan teman-temannya mulai melancarkan aksi mereka. Hugo mendorong dengan keras dan kasar tubuh Starla ke tanah kemudian ia mengukung gadis yang sedang berteriak dan menangis ketakutan akibat perlakuannya itu. Ketiga teman Hugo yang lain membagi tugas untuk masing-masing dari mereka memegangi kedua tangan dan kaki Starla. Hal itu akan memudahkan akses Hugo terhadap Starla.

“AAAAAAAAAA TOLONG!! SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR SANA TOLONGIN SAYA DI DALAM SINI!!”

“Sssttttt diem dulu bisa ga sih, ntar ga nikmat loh”

Setelah mengatakan kata yang menjijikan itu Hugo mulai merobek paksa kemeja yang membalut tubuh ramping Starla. Dirinya tidak menghiraukan jeritan pilu dari perempuan yang kini sedang berada di bawahnya. Karena dengan tenaganya yang terlampau kuat, Hugo mampu membuat kancing-kancing kemeja milik Starla berjatuhan.

Kini sudah terbukalah bagian dada Starla. Hugo yang sekilas melihat pemandangan di depan netranya mulai berkabut oleh nafsu gairah. Dirinya kemudian memajukan wajahnya dengan niatan untuk mencicipi bibir merah muda milik Starla. Namun sangat disayangkan, karena yang harus Hugo rasakan kini adalah sebuah bogeman mentah yang sangat keras mendarat dengan apik di pipi mulusnya.

“MINGGIR GA LO ANJINGG!!” BUGH “BRENGSEKK COWOK GA GUNA BANGSATT!!!” BUGH “BAJINGANN MENDINGAN MATI AJA LO SANA!!!” BUGH

Orang yang datang tiba-tiba itu adalah Nathan, sekarang dirinya sedang memukili wajah rupawan milik Hugo dengan membabi buta. Dapat dipastikan apabila tidak dihentikan sekarang juga, laki-laki itu akan tinggal nama saja.

“K-kak...” “Kak udah!” “Kak udah kak!!” “KAK NATHAN STOP, AKU BILANG UDAH!!!” ucap Starla dengan mengalungkan kedua lengannya memeluk erat tubuh kekar milik Nathan dari belakang. Suara gadis itu bergetar hebat karena dirinya kini sedang menangis.

Nathan yang mendengar suara perempuan itu dan merasakan pelukan hangat pada tubuhnya lantas membalikkan badannya. Ia menatap lamat-lamat wajah Starla yang penuh dengan air mata dan keringat. Ditambah lagi penampilannya yang sangat berantakan dengan kemejanya yang sudah terbuka. Tanpa berlama-lama lagi, Nathan merengkuh tubuh mungil Starla ke dalam dekapan hangatnya. Ia menyebunyikan wajah cantik Starla pada dada bidangnya.

“Maaf...” “Maafin aku, La...” “Maaf karena aku datang terlambat buat kamu.” ucap Nathan dengan lirih sambil mengeratkan rengkuhannya. Bersamaan dengan itu, tanpa ia sadari mengalir juga bulir bening dari sudut netranya.

©scndbrr