Mengambil Kembali
Tibalah akhirnya pada hari yang telah dinanti-nantikan oleh banyak orang. Hari ini Festival CLF itu akan dilangsungkan. Semua jerih payah para model ketika mengikuti training bersama mentor yang merupakan seorang model senior akhirnya terbayarkan.
Sedikit penjelasan mengenai Festival CLF, festifal ini merupakan festival yang diadakan setiap tahun terhitung mulai dari tahun 2010 silam. Sesuai dengan namanya “Condividere La Felicità” yang diambil dari bahasa Itali, berarti “berbagi kebahagiaan”.
Festival CLF ini sendiri menyajikan acara fashion show yang diikuti oleh para designer dan model terkenal. Namun, untuk model dilakukan perekrutan anggota yang masih belum terlalu berpengalaman di bidang ini atau dengan kata lain model baru.
Orang-orang yang datang ke acara Festival CLF ini biasanya merupakan para kaum yang berasal dari golongan atas. Pakaian-pakaian yang diperlihatkan kepada para tamu yang hadir di Festival CLF ini nantinya akan dilelang dan diambil harga tertingginya.
Uang hasil perolehan lelang dari pakaian-pakaian tersebut nantinya akan dikumpulkan menjadi satu dan disumbangkan untuk biaya pengobatan orang-orang yang mengidap penyakit jantung yang mungkin juga kebetulan sedang mengalami masalah ekonomi.
Maka Festival CLF ini memang persis seperti namanya, merupakan tempat untuk berbagi kebahagiaan.
Kembali lagi, kini Valle terlihat sedang sibuk untuk melakuka persiapan. Dirinya sedang dipoles oleh ahli tata rias untuk penampilannya nanti.
Karena Valle memiki paras yang amat cantik dan masih ditambah lagi dengan kulitnya yang begitu sehat, maka para penata rias yang bertanggung jawab atas dirinya itu berulang kali memberikan pujian sebagai bentuk dari penyaluran rasa kagum mereka.
“Valle, lo itu ga pake make-up aja juga udah cantik. Ini ditambah make-up makin cantik. Padahal cuma dipakein tipis-tipis doang loh!” ucap salah satu penata rias itu yang bernama mbak Kayla.
Valle yang merasa malu dipuji secara terang-terangan begitu lantas terkekeh sambil mengayunkan tangan kanannya untuk memberikan pukulan ringan kepada mbak Kayla, “Mbak mah bisa banget bikin aku salting!”
Mereka berdua tertawa bersama hingga akhirnya terdengar suara yang menginterupsi kegiatan senda gurau keduanya itu.
“Model udah siap semua belum ya?” tanya orang itu mengedarkan pandangannya menelisik seluruh orang yang berada di ruang persiapan ini. Karena mendapati anggukan mantap dari sang kepala penata rias yang duduk di depan tanpa merias satu pun model, orang itu segera melanjutkan kalimatnya yang tadi memang sengaja ia jeda, “Oke kalau gitu semuanya ikutin saya buat stand by di belakang panggung ya.”
Setelah mendengar perkataan orang itu yang merupakan penanggung jawab para model hari ini, maka Valle segera bangkit berdiri dan berjalan ke arah panggung mengikuti model yang lainnya. Dirinya tidak dapat berjalan berdampingan dengan Syakira sebab perempuan itu berada jauh di depan sana, sedangkan dirinya berada di barisan hampir paling akhir.
Urutan barisan ini telah ditentukan langsung oleh mentor yang melakukan training kepada para model selama lima hari ke belakang. Dia adalah Yura Izana.
Katanya, model yang terdapat di barisan dari tengah menuju ke akhir ini merupakan orang-orang terpilih yang akan mengenakan pakaian yang terpilih juga. Dapat disimpulkan bahwa Valle termasuk dari segilintir orang beruntung yang dapat merasakan hal ini di dalam hidupnya.
Di sisi lain terdapat empat pria rupawan yang duduk di kursi VIP yang sebelumnya sudah disediakan khusus untuk mereka semua. Mereka adalah Nolan dan teman-temannya.
Jacob serius dengan pesannya pada beberapa hari yang lalu. Pria itu sungguhan mendatangi kediaman Nolan dan memaksa sahabatnya untuk datang menghadiri acara Festival CLF ini.
Nolan yang sedang terlelap itu dikejutkan dengan suara alarm kebakaran yang sengaja disetel oleh Jacob dengan volume yang terlampau keras dan dia dekatkan dengan telinga Nolan.
Maka tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan sahabatnya ini. Karena Nolan sudah kaget setengah mati yang kemudian membuat pria itu sepenuhnya sadar dan tidak akan dapat tertidur kembali.
Beruntung Nolan tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Karena akan sangat klise sekali jika kakak laki-lakinya harus mengobati adik kandungnya sendiri, bukan?
“Eh nanti pokoknya gue mau nandain inceran gue ya!” seru orang yang duduk di barisan paling ujung kanan, dia adalah Rego. Nolan yang mendengar perkataan sahabatnya itu hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan yang lain kompak mengacungkan jempol tangannya.
Setelah sambutan-sambutan yang diberikan oleh beberapa orang penting yang hadir di acara Festival CLF ini, kini tibalah puncak acara di mana fashion show akan segera dimulai.
Jumlah total model yang akan tampil pada hari ini adalah 25, 15 diantaranya merupakan para model senior yang memiliki jam terbang yang tinggi dan pengalaman yang begitu banyak. Sedangkan 10 sisanya merupakan para model biasa atau para model yang baru mulai meniti karirnya.
“Eh kalo kita menangin lelangnya, terus kita bisa dikasih waktu buat kenalan sama model yang make bajunya itu ga ya?” celetuk seseorang yang duduk di ujung paling kiri, dia adalah Jacob.
Khava yang mendengar pertanyaan konyol sahabatnya itu langsung refleks melayangkan pukulan yang tidak terlalu keras di paha laki-laki itu. Kebetulan Khava duduk di samping Jacob persis sehingga dirinya dapat dengan mudah untuk melancarkan aksinya itu.
“Udah gila lo?! Mereka itu bukan wanita bayaran anjir!” marahnya dengan suara yang sengaja ia kecilkan, dirinya tidak mau membuat keributan di tangah acara yang akan dimulai ini.
Jacob mengusapkan telapak tangannya di bagian pahanya yang baru saja ditampar oleh sahabatnya itu, “Ya kalem kek, gue kan juga cuma nanya doang elah!” balasnya tidak terima.
Nolan lagi-lagi hanya menjadi pendengar diantara mereka semua. Pria itu terlihat sangat pendiam hari ini. Bukan berarti pada hari-hari sebelumnya dia tidak pendiam, namun semenjak bertemu dengan wanita itu, kini pikiran Nolan dipenuhi oleh bayang-bayang wajahnya saja.
Fashion show pun dimulai dan ketiga pria itu kembali berisik untuk memperebutkan model incaran mereka masing-masing, “Sumpah ya sumpah, ini pokoknya punya gue. Buat gue!” aku Rego dengan suaranya yang menggebu-gebu.
Jacob melirik tajam ke arah Rego, “Mana ada woi?! Itu gua punya ya ga usah ngadi-ngadi lu!” sarkasnya yang membuat Rego mendelik ke arah dirinya.
“Berisik, njing! Lo berdua pada bisa diem ga sih?!” maki Khava yang tidak tahan melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu. Dirinya merotasikan bola matanya jengah karena ternyata makiannya tadi tidak membuat baik Rego maupun Jacob untuk diam dan mendengarkannya.
“Baik yang selanjutnya ini adalah yang ke-sepuluh. Baju yang dirancang oleh designer terkenal Kylie Major dan digunakan oleh model Syakira Wihelmia. Mari kita mulai untuk lelangnya.”
“Sepuluh juta!” teriak Jacob sambil mengangkat tinggi-tinggi papan nomor peserta lelang miliknya.
“Baik, ada yang lebih tinggi lagi?” tanya pemimpin lelang yang ada di depan sana.
“Dua puluh juta!” pekik Rego yang tersenyum sinis ke arah Jacob.
“Tiga puluh juta!” tambah Jacob yang sudah terlanjur geram hingga tidak menunggu pemimpin lelang untuk berbicara terlebih dahulu.
“Lima puluh juta!” tantang Rego yang ingin segera membuat Jacob menyerah.
“Lima puluh lima juta!”
“Enam puluh juta!”
“Enam puluh lima juta!”
“Enam puluh enam juta!”
“Sudah? Tidak ada lagi yang mau menambahi?” “Baiklah untuk baju ini dipatok dengan harga enam puluh enam juta rupiah oleh saudara Rego.
Tok tok tok.
Rego memang terkenal dengan sikap keras kepalanya. Dirinya akan mengejar sesuatu yang sangat ia inginkan. Seperti pada sekarang ini.
Sebenarnya tadi Jacob masih sanggup untuk menambah barang sepuluh sampai dua puluh juta lagi, namun pria itu jika sahabatnya ini tidak akan mengalah untuknya.
Maka dirinya pikir ada baiknya jika dia yang mengalah untuk membuat acara lelang ini dapat segera dilanjutkan. Pasalnya bagian tawar-menawar merekalah yang paling banyak memakan waktu jika dilihat dari sejak awal lelang dimulai.
Khava yang baru saja melihat persaingan sengit kedua sahabatnya itu menelan ludahnya dengan susah payah. Dirinya tidak menyangka jika sahabat-sahabatnya bisa sekompetitif ini. Karena biasanya mereka tidak pernah terlalu menganggap serius akan suatu hal.
Acara lelang pun berlanjut hingga pada akhirnya tiba pada baju yang terakhir. Sang model mulai berjalan dan memeragakan pakaian yang digunakannya dengan sangat baik di hadapan orang-orang yang sudah hadir.
Sejak model itu berjalan keluar dari tirai yang memisahkan belakang layar dengan panggung ini, mata Nolan tidak berkedip barang sekali saja. Napas pria itu tercekat di kerongkongannya. Detak jantungnya yang masih stabil hingga sebelum model ini tampil kini berubah melonjak menjadi begitu cepat.
“Cewe aneh?” gumam Nolan dengan suara yang hampir dirinya sendiri pun tidak dapat dengar.
“Ini adalah baju terakhir yang sekaligus akan menjadi penutup dari acara lelang di Festival CLF ini. Designer yang merancang baju ini adalah Andrea Zahira dan model yang menggunakannya adalah Vallesha Eleanor,” jelas pemimpin lelang.
“Vallesha Eleanor?” gumam Nolan lagi yang kali ini membuat Khava hingga menoleh ke arahnya. “Hah? Apa? Lo ngomong sama gue?” tanyanya. Nolan hanya menggelengkan kepalanya itu untuk menjawab pertanyaan Khava yang ternyata mendengar gumaman yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
“Mari kita mulai lelangnya sekarang, dipersilahkan bagi yang ingin memberikan harga.”
“Tiga ratus juta!” teriak seseorang yang ada di sana.
Sampai detik ini, Nolan masih terus saja memaku tatap kepada Valle. Pandangannya tidak dirinya lepaskan meskipun hanya sebentar saja.
Namun, dirinya kemudian sadar ketika hampir saja baju yang digunakan oleh Valle akan dipatok dengan harga tiga ratus juta rupiah yang diberikan oleh seorang om-om yang usianya diperkirakan 40 tahun-an. Sepertinya tidak ada yang berani menandingi orang tersebut.
Kecuali satu orang ini.
Di saat palu yang digunakan sebagai penanda tercapainya kesepakatan itu mau diayunkan, maka pada saat itu juga menyembul naiklah nomor papan lelang milik seseorang.
“Enam ratus juta!” pekiknya yang membuat semua mata kini hanya tertuju kepadanya seorang. Bahkan begitu juga dengan Valle.
Dua kali lipatnya. Orang itu dengan entengnya menyuarakan nominal yang tidak dapat dibilang kecil. Tentu saja semua orang menjadi keheranan dan berakhir dengan rasa penasaran kepada pemilik suara tadi.
Nolan. Dia adalah orang yang telah membuat gempar ruangan ini.
Valle yang mengingat wajah Nolan langsung melotot tidak percaya, tangan kanannya terulur untuk menutupi mulutnya sendiri yang refleks terbuka. Nolan yang melihat gerakan Valle barusan menyunggingkan senyum miringnya. Senyuman yang terlihat sangat jahat.
“Mampus gue”, batin Valle.
Setelah selesai acara pelelangan, maka tugasnya sebagai model pada Festival CLF tahun ini juga telah usai. Maka dari itu, Valle segera bergegas untuk berganti pakaian di ruang ganti. Setelah selesai, wanita itu langsung berpamitan dengan para rekan model yang lain termasuk Syakira.
“Sya gue balik duluan ya,” pamit Valle menyentuh pundak Syakira sekilas.
Syakira yang merasakan sentuhan itu lantas membalikkan badannya yang membelakangi Valle. “Eh kenapa kok lo keliatannya buru-buru banget? Kan tadi udah janji mau balik bareng gue naik kereta. Katanya gue boleh ikut lo baliknya?” cerca Syakira.
“Sorry anu itu gue lagi ada punya urusan ini aja sampe ditelpon sama orang rumah,” bohong Valle dengan terpaksa. Wanita itu ingin cepat-cepat pergi dari sini pasalnya dirinya tidak mau bertemu dengan sosok pria yang pernah ia muntahi beberapa hari yang lalu.
Karena takut ditahan Syakira lebih lama lagi dan hal itu akan membuat dirinya berada di dalam bahaya, maka Valle langsung menyelonong pergi begitu saja tanpa menunggu balasan dari Syakira.
“Sorry, Sya. Maafin gue kali ini,” ucap Valle ketika dirinya masih berjalan untuk keluar dari gedung ini dengan langkah kaki yang cepat.
“Vallesha kan?”
Panggilan dari arah belakang itu membuat tubuh Valle menegang. Valle tau betul siapa pemilik suara khas ini. Betul saja ketika Valle melihat ke belakang, maka dirinya disuguhkan pemandangan seorang wanita paruh baya yang seusia dengan bundanya sedang bersama seorang wanita muda lain yang dirinya tidak kenal.
“Bener kok tante itu. Soalnya tadi tante lihat kamu di panggung,” ucap wanita paruh baya itu menambahkan.
“Hehehe iya tante.” Vallesha yang masih terkejut itu bingung harus bagaimana, maka jadilah seperti sekarang ini dirinya hanya terkekeh seperti orang bodoh.
“Oh iya, ini kenalin. Namanya Aurora. Calon istrinya Morgan.”
Deg.
“Cantik sekali kan? Sudah cantik baik, terus dia itu penurut loh! Dibilangin sama calon mertuanya biar jadi seorang ibu rumah tangga yang bisa fokus mengurus suami dan anaknya di rumah langsung mau. Ga kaya mantan pacarnya Morgan yang terakhir, egois. Cuma mementingkan dirinya sendiri, maunya jadi wanita karir.”
Valle mati-matian menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk. Kedua tangannya terkepal dengan kuat pada sisi-sisi tubuhnya. Kepalanya tertunduk, tidak tahan untuk menatap orang yang ada di depannya.
Valle tahu semua kalimat yang keluar dari mulut wanita paruh baya itu sepenuhnya ditembakkan untuk dirinya. Hal itu membuat dirinya mati kutu karena diserang secara langsung seperti ini.
“Sayang? Kamu ke mana aja sih? Udah aku cariin dari tadi loh, ternyata kamu di sini.”
Kepala Valle perlahan terangkat untuk melihat suara orang yang berkata demikian kepadanya. Bukannya mau terlalu percaya diri, namun dirinya juga terkejut dengan adanya tangan kekar yang tiba-tiba saja merangkul pinggang rampingnya itu dengan posesif.
Nolan, lagi-lagi pria itu. Mengapa pada hari ini Valle terus bertemu dengan Nolan sih? Terlebih lagi harus di saat yang tidak tepat seperti sekarang ini ya?
“Apa? Oh kamu mau minta hadiah dari aku karena hari ini udah tampil dengan baik ya?” tanya Nolan lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban dari sang lawan bicara. Hal itu tentu menambah kebingungan Valle. Hadiah? Hadiah apa, batinnya.
“Yakin kamu mau di sini?” Nolan terus mengatakan omong kosong yang membuat lipatan pada dahi Valle bertambah semakin banyak hingga dapat terlihat jelas.
“Ya udah kalau itu yang kamu mau,” final Nolan pada akhirnya.
Cup.
Nolan mendaratkan bibir tipisnya tepat di atas bibir ranum milik Valle. Awalnya benda kenyal nan basah milik pria itu hanya terdiam, namun tiba-tiba saja dirinya bergerak dan melumat bibir wanita yang sudah mengambil first kiss nya itu.
Valle berusaha berontak untuk dapat melepaskan dirinya. Namun sayang, tenaga yang dimiliki oleh wanita itu kalah jauh dari milik sang pria. Nolan melektakkan tangan kanannya di tengkuk Valle untuk memperdalam ciumannya. Sedangkan tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk mengusap lembut punggu wanita itu.
Ini yang benar saja? Nolan melakukannya di tempat umum yang terbuka dan terdapat banyak pasang mata yang menyaksikan kegiatan mereka berdua!
GILA. Sepertinya Nolan sudah tidak waras lagi.
Lumatan Nolan yang awalnya lebut kini justru semakin menjadi-jadi. “Emmhhh,” Pria itu menyecap seluruh permukaan bibir Valle. Tidak puas dengan hanya sampai di situ saja, Nolan juga masih berusaha mendorong lidahnya untuk menerobos masuk ke dalam mulut Valle.
Bukankah katanya first kiss nya diambil oleh Valle pada malam itu? Lantas mengapa hari ini dirinya terlihat seperti pemain yang sudah handal?
“Ngghhh,” Valle tidak dapat menahan lenguhan tertahannya namun dirinya masih dapat mempertahankan untuk tidak membuka mulutnya dan membiarkan Nolan masuk begitu saja.
Ketika pasokan oksigen wanita itu sudah mulai habis. Valle yang sudah tidak kuat, memukul dada bidang Nolan dengan cukup keras hingga membuat pagutan mereka berdua terlepas.
Benang saliva tercipta begitu tautan keduanya terpisah. Napas Valle terdengar sangat tersengal-sengal. Berbeda dengan wanita itu, Nolan justru hanya terlihat seperti biasa saja.
“Jangan ganggu calon istri saya lagi ya, bu.”
Setelah mengatakan hal itu Nolan kembali merangkul pinggang Valle kemudian mereka berdua melenggang pergi dari hadapan wanita paruh baya yang sekarang ini sedang terbakar api amarah melihat ketidaksopanan yang disuguhkan oleh mantan pacar putranya.
“Wah bangsat juga temen, lu!”
“Dia temen lu juga, anjing!”
“Yang paling bener mah temen kita semua, goblok!”
Gue cuma mau ngambil balik first kiss gue—Nolan.
by scndbrr