Malu Sampai ke Ulu Hati
Dentuman musik yang begitu keras hingga mampu memekakkan gendang telinga ini menjadi ciri khas dari tempat yang kini disinggahi oleh Valle dan kedua sahabatnya, yaitu Kajio dan Cleo. Sebenarnya mereka dapat dikatakan sering menghabiskan waktu di tempat seperti ini, namun frekuensinya tetaplah tidak terlalu banyak.
Mereka bertiga ke tempat ini biasanya adalah untuk menyalurkan hobi atau sekedar untuk bersenang-senang saja. Masih banyak di luar sana orang-orang yang beranggapan bahwa tempat seperti ini itu adalah tempat yang penuh dengan manusia berdosa. Padahal justru banyak orang yang memang datang ke sini dengan tujuan benar-benar menikmati lagu dan menggerakkan tubuhnya untuk dapat melepas penat. Tidak lebih dari itu.
Namanya juga stigma masyarakat. Akan lebih susah untuk memberikan pengertian kepada orang-orang yang mudah termakan oleh stereotype. Biarkanlah orang lain mau berkata apa, yang terpenting adalah bagaimana diri kita untuk menghadapi hal tersebut.
Valle, Kajio dan Cleo tidak pernah disalahpahami oleh keluarga mereka lantaran ketiganya memang selalu berucap jujur ketika memang mau datang ke tempat ini. Mereka juga selalu pulang dan tidak berakhir dengan menginap di luar rumah. Hal itulah yang membuat keluarga mereka dapat percaya.
Utamakanlah komunikasi di manapun kalian berada.
Diantara mereka bertiga, Cleo adalah orang yang paling kuat minum. Pria itu pernah sekali mendapat tantangan dari kedua sahabatnya itu untuk menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol dalam waktu yang singkat dan dirinya berhasil.
Berbeda dengan Cleo, Kajio itu berbanding terbalik dengan dirinya. Pria itu sangarlah lemah jika lawannya adalah minuman beralkohol. Sebetulnya Cleo paling malas pergi ke tempat minum jika Kajio merengek untuk mendapatkan minuman lebih dari satu gelas, karena itu berarti dirinya harus berakhir pulang menggendong temannya itu hingga membuat punggung serasa ingin patah.
Sedangkan batas minum Valle berada di tengah-tengah. Jika dipaksakan Valle bisa menenggak beberapa gelas, namun jika sudah lebih dari satu botol maka dirinya akan mulai tidak bisa memegang kendali atas tubuhnya secara benar-benar sadar.
Seperti pada sekarang ini. Tidak terasa Valle sudah menghabiskan satu botol minuman dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi itu. Alhasil, dirinya sudah sempoyongan ke sana dan ke mari.
Secara tidak sadar, Valle bangkit dari posisi duduknya dan berjalan meninggalkan Cleo yang sibuk bermain ponsel dan mengabaikan panggilan Kajio dari dance floor begitu saja. Kajio pikir sahabatnya itu ingin pergi ke toilet, maka dirinya hanya mengendikkan bahunya acuh lantas kembali menari lagi.
“Emmhh...” “P-pusing bangeth...”
Valle melangkahkan kakinya dengan berat menuju ke arah toilet. Ternyata dugaan Kajio benar, tempat yang dituju oleh wanita itu adalah toilet.
Bruk.
Namun sayangnya sebelum menemukan tempat yang menjadi tujuannya, Valle harus menabrak tubuh tegap milik seorang laki-laki dengan sangat keras. Wanita itu mengaduh kesakitan karena dirinya sekarang terjatuh ke lantai. “Shhh sakit..” ucapnya sambil mengusap lututnya yang terkantuk.
Pria yang menabraknya ini bukannya segera membantu Valle untuk berdiri, justru dirinya ingin berlalu begitu saja melanjutkan jalannya yang sempat terhenti karena adanya gangguan yang lewat. Kurang lebih seperti itulah isi yang ada di dalam otaknya.
Benar, pria itu menganggap Valle sebagai gangguan.
Valle yang menangkap gerak-gerik dari pria itu yang akan pergi meninggalkan dirinya begitu saja langsung memegangi kedua kaki pria itu dengan kedua tangannya. Awalnya hanya pegangan saja, namun karena pria itu berusaha untuk melepaskannya maka Valle tidak ada pilihan lain selain memeluk kedua kaki jenjang itu.
“Mau kemana lu?!” “Minta m-maaf sama gue dulu woi!”
Valle terus meracau dengan kedua matanya yang terpejam. Rupanya gadis itu merasakan kepalanya berdenyut dengan hebat sehingga dirinya sekarang merasa pening.
Tidak mau berurusan dengan hal yang tidak penting bagi dirinya, pria itu berusaha untuk melepaskan kakinya dari pelukan kuat yang diberikan oleh Valle. Karena dengan menghentak-hentakkan kakinya tidak cukup, maka pria itu sedikit merendahkan tubuhnya ke arah Valle berniat untuk melepaskan tangan Valle dengan menggunakan tangannya sendiri.
Ketika pria itu masih sedang berusaha untuk menjauhkan tangan Valle dari kakinya, gerakan tiba-tiba Valle yang menarik kerah baju pria itu membuat dirinya kini berada posisi canggung dengan berlutut dan berhadapan langsung dengan wajah Valle.
“Mmm M-morgan?” tanya Valle sambil menatap lurus ke arah manik pria itu.
Mendapati dirinya dipanggil bukan dengan namanya membuat pria itu menggelengkan kepala dan berusaha untuk melepas pegangan tangan Valle pada kerah bajunya. “Gue bukan Morgan, gue Nolan. Lepasin ga!” Valle tidak mengindahkan permintaaan Nolan, dirinya justru mengerjapkan kedua matanya dengan lucu hingga membuat Nolan terkesiap.
“Hngg N-nolan?” tanya Valle lagi seperti ingin memastikan sesuatu kemudian dirinya terkekeh di akhir. Sikap aneh Valle membuat Nolan mengernyitkan dahinya karena kebingungan. Dirinya merasa bahwa hari ini adalah hari sialnya hingga harus berpapasan dengan wanita aneh modelan Valle ketika kembali dari toilet.
Ternyata tidak sampai di situ saja perbuatan aneh Valle. Hal berikutnya yang dilakukan oleh Wanita itu sangatlah di luar dugaan. Dapat dipastikan setelah sadar nanti, pasti wanita itu tidak akan berhenti untuk merutuki kebodohan dirinya sendiri sampai kapan pun.
Sret.
Kedua tangan Valle yang masih bertengger dengan manis memegangi kerah baju Nolan tiba-tiba saja tergerak untuk menarik ke arah dirinya sendiri. Tindakan Valle ini sangatlah cepat sehingga membuat Nolan yang tadinya masih terlarut untuk meratapi nasib buruknya hari ini belum siap akan hal yang dilakukan oleh Valle.
Cup.
Valle, wanita itu memajukan wajahnya kemudian menempelkan bibir ranum miliknya di atas bibir tipis Nolan.
Dua benda kenyal nan basah yang dimiliki oleh mereka berdua kini menyatu tanpa adanya celah barang sedikit pun juga.
Valle menyunggingkan senyumnya saat ini dan dirinya masih tetap setia untuk memejamkan kedua matanya itu. Berbeda dengan Valle yang terlihat tenang. Nolan kini membelalakkan kedua matanya dan tubuhnya menegang. Entah mengapa tapi tubuhnya itu seolah-olah tidak mau menerima perintah yang diberikan oleh Nolan untuk segera menyingkir dari sana. Tubuh itu justru hanya diam mematung.
Belum selesai di situ, Valle kembali melakukan hal yang membuat dirinya akan kehilangan keberanian untuk dapat menatap dengan wajah Nolan lagi jika kelak mereka berdua akan berjumpa kembali.
Wanita itu menarik tubuhnya hingga membuat penyatuan bibirnya dengan Nolan terlepas begitu saja.
“Hoeekkk!”
Syur.
Maka keluarlah semua. Semua isi perut Valle hari ini telah dimuntahkannya ke atas baju Nolan mungkin hingga habis tak bersisa.
“ARRGGGHHHH!!!” teriak pria itu marah.
Valle yang tersentak begitu rungunya mendengar suara yang terlampau keras itu membuat kesadarannya yang tadi telah hilang kini telah kembali seluruhnya. Wanita itu melotot tidak percaya menatap ke arah depan tepat ke baju Nolan yang sudah menjadi tempat penampungan muntahannya.
“S-sory!” gumam Valle yang langsung berdiri dan berlari sekencang-kencangnya ke arah pintu keluar club ini. Dirinya mengabaikan tatapan orang-orang di sana yang melihatnya dengan penuh tanda tanya. Masih beruntung tempat kejadian hal memalukan barusan sangatlah sepi, jadi tidak ada orang lain yang melihatnya.
Valle meninggalkan Nolan begitu saja yang saat ini terlihat berusaha keras untuk dapat menahan amarahnya.
“Cewe aneh!”
by scndbrr