Kenapa Jadi Begini?
Starla lantas bergegas pergi menuju ke kamar Nathan setelah ia membaca pesan dari tuan mudanya itu. Di dalam lubuk hatinya ia masih sangat takut apabila harus berhadapan langsung dengan laki-laki yang telah bertindak keji kepadanya kemarin. Namun semua ketakutan itu sirna ketika ia membaca pesan ancaman yang juga dikirimkan oleh Nathan. Gadis itu membulatkan tekad untuk memantapkan dirinya agar ia dapat melawan rasa takutnya yang besar dan menjumpai Nathan.
Tok tok tok
“Masuk, ga gue kunci.” jawab Nathan dingin dari dalam kamarnya. “Permisi kak Nathan, saya sudah disini, ada apa ya kak?” tanya Starla setelah ia masuk ke dalam ruangan yang warnanya dominan hitam itu kepada tuan mudanya yang sedang berdiri tepat di depan daun pintu.
Bukannya menjawab pertanyaan yang baru saja diutarakan oleh Starla, Nathan justru secepat kilat mengulurkan tangannya untuk mengunci pintu. Setelah itu, dengan sengaja ia mendorong bahu Starla hingga punggung gadis itu terkantuk daun pintu dengan sangat keras. Jangan ditanya lagi sakitnya, karena perempuan itu langsung meringis dan memejamkan netranya kuat-kuat. Bukankah itu semua sudah dapat menggambarkan betapa kesakitan dirinya saat ini?
“Gue tanya, lo ngadu apa aja ke Hesa hah?!!” suara Nathan mulai meninggi. “S-saya nggak ngadu apa-apa ke kak Hesa kok.” jawab Starla dengan suaranya yang bergetar karena ketakutan.
Karena Nathan geram, ia lantas memajukan tubuhnya menjadi sangat dekat dengan Starla. Hal yang kemudian dilakukan oleh laki-laki itu mampu membuat gadis yang sedang ketakutan ini menjadi tambah takut dengan tuan mudanya. Tangan kanan Nathan terangkat ke atas, dan kemudian ia menghantamkan telapak tangannya untuk mendarat pada pipi mulus yang putih dan bersih milik Starla.
Plakk
“Akhh k-kak, sa..sakit kakk..” rintih Starla sedikit memekik.
Tamparan yang diberikan Nathan terlalu kuat, bahkan membuat perempuan yang berdiri di hadapannya kini sampai tertoleh ke samping dan jatuh tersungkur ke lantai dingin yang menjadi saksi bisu kejadian ini. Pipinya mulai memanas dan memerah sehingga dapat dipastikan akan tercetak telapak tangan Nathan di sana.
Tangan Starla reflek memegang pipinya yang baru saja ditampar dan bulir bening mulai memaksa keluar dari sudut netranya. Itu semua menandakan bahwa apa yang baru saja dilakukan oleh tuan mudanya membuat dirinya amat kesakitan.
Tidak berhenti di sana saja, setelahnya Nathan kemudian berjongkok di depan wajah gadis itu, tangannya mulai mencengkeram dagu Starla dengan kasar dan kuat. Ia mempertemukan netranya yang berwarna hitam dengan netra milik sang perempuan yang berwarna coklat. Laki-laki itu lantas memajukan wajahnya untuk menjadi lebih dekat lagi dengan wajah Starla. Hal itu mampu membuat Starla semakin gugup karena ketakutan bukan main. Ia langsung menutup netranya kuat-kuat.
“Lo tuh cuma orang baru disini!” “Dan lo juga cuma kerja sebagai pembantu doang!” “Ga lebih dari itu.” “Tapi kenapa?” “Kenapa lo jadi banyak tingkah dan dibelain sama orang-orang terdekat gue?!” “Lo ga istimewa, bahkan lo ga punya apa-apa!” “Gaada yang bisa lo banggain, gaada tau nggak!!” “Dan kenapa juga lo harus buat gue kena masalah sih?!!”
Nathan tidak henti-hentinya mencerca Starla dengan hinaan-hinaan yang terlontar bergitu frontal dari lisannya. Semua perkataan Nathan yang ditujukan kepadanya mampu membuat hati Starla mencelos. Buliran bening dari netranya tidak mau berhenti keluar dari sana dan mulai membuat pipi gadis itu menjadi basah.
Starla masih setia memejamkan netranya kuat, ia begitu ketakutan untuk menatap sosok yang kini berada sangat dekat dengan wajahnya. Dahi gadis itu berkerut dan kedua pipinya terasa sangat sakit akibat cengkeraman kuat tangan Nathan di sana, apalagi pada sisi yang tadi bekas kena tampar.
Brakk
“NATHAN BERHENTI!!” itu adalah suara teriakan dari Jeffin, kakak Nathan. Setelah mendobrak paksa pintu kamar milik adiknya ini, ia langsung menghentikan aksi Nathan yang sedang menyiksa Starla.
©scndbrr