Kabar Bahagia

Setelah semuanya menghabiskan hidangan makan malam yang dimasak oleh seorang koki dari hotel bintang lima, mereka kini sedang berkumpul di ruang keluarga.

Ya, semua hidangan yang mereka konsumsi setiap harinya disajikan secara langsung oleh seorang koki handal yang memiliki kemampuan memasak di atas rata-rata.

Memang sekaya itu keluarga Adelard.

Di dalam ruang keluarga yang cukup luas ini mereka tengah berbincang-bincang terhadap satu sama yang lain.

Keluarga besar itu terpecah menjadi ke dalam dua kubu sesuai dengan gendernya masing-masing.

Para pria tampak sedikit serius karena membicarakan soal seluk beluk perusahaan mereka.

Sedangkan para wanita tampak sedang membahas produk kecantikan yang dapat membantu kulit mereka terlihat semakin bersinar.

Grena teringat akan sesuatu.

“Kak Wil, si Keysha di mana?” “Nggak ikut ke sini kah dia?”

“Ikut kok, Gren.” “Tadi dia makan duluan, terus langsung tepar deh.”

Grena kemudian menganggukkan kepalanya pelan dan mulutnya berkata “oh” dengan lirih.

“Allooo onty Glenaa ntiqq!!”

Suara serak khas orang bangun tidur milik anak kecil yang baru berusia 4 tahun itu, mengalihkan atensi semua orang dewasa di sana.

Dia adalah Keysha Alastar.

Putri pertama dari pasangan suami-istri Panji dan Wilona.

“Eh princess udah bangun dari bobonya.” “Pasti karena kita berisik ya? maaf sayang,” ucap Grena sambil mengulurkan tangannya dan langsung menggendong keponakannya itu.

“Enggak kok onty.” “Aku tadi dengel cualanya onty Glen, jadi bulu-bulu bangun deh.” “Soalnya aku udah kangen banget sama onty tau huhuu...”

“Menggemaskan sekali anak ini”, batin Grena.

Wilona yang memperhatikan bagaimana Grena bertindak manis terhadap putrinya itu, hatinya jadi mulai menghangat.

Dirinya tidak menyangka bahwa Grena menyayangi putrinya seperti ini.

Pasalnya kesan pertama yang Wilona tangkap saat bertemu, Grena merupakan sosok yang dingin dan irit bicara.

Namun sekarang, wanita itu justru terlihat begitu akrab dengan semua anggota keluarganya.

Di sisi lain, Jevano yang tengah melihat interaksi yang terjadi antara Grena dengan keponakannya juga merasakan keanehan.

Istrinya itu meluruhkan raut wajah dinginnya, dan digantikan dengan raut wajah ramah serta senyuman hangat pada bibir ranumnya.

Tanpa sadar, dirinya juga ikut tersenyum memandang Grena yang sedang bersenda gurau dengan anak kakaknya itu.

Wilona yang teringat akan maksud dan tujuannya mengajak seluruh anggota keluarganya makan malam bersama segera bersuara.

“Minta perhatiannya sebentar dong.” “Aku mau nyampein kabar bahagia nih.”

“Kabar apa sih sayang, hm?”

“Iya nak, kamu bikin mama penasaran.”

“Kak buruan deh, aku masih punya banyak kerjaan kantor.”

Wilona yang mendengar perkataan Jevano barusan, mendengus dengan kasar serta mendelik ke arah adiknya itu.

Sedangkan Cakra dan Isabella hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka, melihat kedua anaknya itu yang masih saja seperti anak kecil.

Padahal mereka berdua sama-sama sudah mempunyai pasangan dan berkeluarga.

Entahlah.

“Papa sama mama bakalan punya cucu lagi,” lanjut Wilona berbicara karena tadi sempat terpotong.

Hening.

Tampaknya semua orang kini tengah mencerna dengan baik-baik rentetan kata demi kata yang keluar dari mulut Wilona.

Panji yang melihat hal itupun langsung ikut berbicara untuk memperjelasnya kepada mereka semua.

“Wilona hamil anak kedua pa, ma, jev, gren.”

Suasana haru kini tengah menyelimuti kediaman keluarga Adelard.

Semua anggota keluarga sedang berbahagia dengan satu alasan yang sama.

Isabella, Wilona, dan Grena sedang berpelukan layaknya teletubbies.

“Semoga Grena juga cepet nyusul ya sayang,” ucap Isabella yang sukses membuat baik Grena sendiri maupun Jevano terdiam kaku dan hanya menyuguhkan senyuman kikuk.

“Ga bakal mungkin sih, ma. Soalnya kan itu ga ada di perjanjian,” batin Grena di dalam hatinya.

© scndbrr