Jangan Deket Hesa
Gadis itu terlihat sangat rupawan pada malam hari ini. Riasan sederhana yang melekat pada wajah cantiknya, dan juga balutan gaun berwarna hitam pekat yang panjangnya hanya selutut pada tubuh rampingnya itu, mampu menambahkan kesan menawan pada dirinya.
Hesa adalah oknum yang membelikan gaun, tas, bahkan sepatu yang kini digunakan oleh Starla. Padahal dari awal Starla sudah menolak, namun Hesa bersikukuh untuk memberikan semua itu kepadanya. Karena tidak tega dengan wajah melas Hesa, maka Starla akhirnya menerima semua pemberian darinya.
Starla kini sedang duduk manis di bangku taman depan rumah keluarga Adiwangga menunggu kedatangan Hesa yang akan menjemputnya.
Kedua sudut bibirnya yang mungil itu tiada lelahnya untuk tertarik ke atas menandakan bahwa gadis ini sedang tersenyum. Wajahnya terlihat amat berseri-seri, ia sangat bahagia karena bisa mendatangi sebuah pesta perayaan ulang tahun yang diadakan oleh fakultas kampusnya Nathan.
Lain halnya dengan Starla yang sudah tidak sabar untuk menghadiri acara tersebut. Di sisi lain, terdapat seorang laki-laki yang menggunakan kemeja berwarna hitam dibalut dengan sebuah jas hitam pula pada balkon rumahnya dengan muka yang tertekuk masam.
Dia adalah Nathan.
Tidak lama kemudian, datanglah sebuah mobil pajero sport berwarna putih milik Hesa yang akan membawa Starla pergi. Gentle, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang Hesatya Kautsar.
Ia dengan senang hati merepotknya dirinya sendiri untuk turun dari kursi pemudi, lalu membukakan pintu masuk kursi penumpang yang ada di sebelah sisinya untuk Starla. Tidak hanya itu, ia juga mengulurkan tangannya untuk menjaga supaya dahi milik perempuan itu tidak terkantuk bagian mobil.
Nathan menyaksikan semua kejadian itu dari atas balkon rumahnya.
“Makanya kalau suka sama cewek itu disayang, bukannya malah disiksa, Than.” suara bass yang berat itu menggaung di indera pendengaran milik Nathan, membangungkan dirinya yang sedang terlarut dalam sebuah lamunannya sendiri.
“Paan sih kak! Siapa juga yang suka sama dia?!” jawab Nathan dengan sewot dan ketus.
“Hahaha... tatapan mata kamu itu nggak bisa bohong, Than. Kakak bisa lihat semuanya dengan jelas.” balas sang kakak sambil menyeringai kecil ke arah adiknya.
Tidak mau ambil pusing soal kejadian tadi, kini Nathan dan teman-temannya yang lain sedang berada di sebuah ruangan VVIP. Kenapa dikatakan sebuah ruangan VVIP? Jawabannya adalah karena disini juga disediakan minuman yang seharusnya tidak disajikan. Keluarga Adiwangga adalah keluarga yang cukup berpengaruh di kampus Nathan, maka tidak heran jika hal seperti ini dapat terjadi.
Di sini juga ada Starla, gadis itu sejak tadi tidak pernah menjauh barang 1 cm pun dari Hesa. Hesa juga menyeleksi minuman-minuman yang akan diteguk oleh perempuan yang berada di sampingnya ini. Jangan sampai Starla justru menyesap sebuah rasa pahit dari minuman beralkohol.
Karena suana hatinya sedang tidak baik, Nathan menjadi lepas kendali. Ia tidak dapat mengontrol dirinya lagi untuk tidak meneguk beberapa botol alkohol di sana.
Merasa bahwa kantung kemihnya sudah terlampau penuh, Starla izin ke kamar mandi terlebih dahulu. Awalnya Hesa menawarkan diri untuk menemaninya, namun niat baik dari laki-laki itu ditolak dengan dalih tidak mau merepotkan oleh Starla.
Ketika sudah selesai dengan urusannya, Starla dikejutkan oleh sebuah tarikan kasar yang mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat ketika ia baru saja membuka pintu kamar mandi. Perempuan itu amat terkejut dan sempat ingin berteriak, namun ia urungkan sebab ia mengenali orang yang menariknya.
“Kak” “Kak Nathan mabuk ya?” “Kita pulang sekarang aja ya kak?”
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Starla diabaikan oleh Nathan. Secara tiba-tiba dirinya justru meraih kembali tangan Starla dan menariknya dengan cepat hingga Starla yang belum siap pun langsung masuk ke dalam dekapannya.
Hening
Selama lima menit lamanya mereka berdua berdiri dalam posisi seperti ini. Tidak ada yang mau untuk memulai percakapan di antara mereka berdua. Ketika Starla mulai bergerak tidak nyaman ingin segera menyudahi pelukan dari tuan mudanya, Nathan justru mengeratkan dekapannya lagi.
“Kak?” “...” “Kak lepasin Starla, nggak enak kalau ada yang lihat kita begini” “...” “Kak Nathan” “Jangan deket Hesa.” “...” “Gue bilang, lo jangan deket-deket sama Hesa, La.”
©scndbrr