Cantik

Nolan bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya melalui pesan tadi. Pria itu kini sudah menggendong Valle ala bridal style menuju ke kamar mereka yang berada di lantai dua rumah ini.

Valle terdiam. Dirinya pasrah ketika kedua tangannya dengan sengaja dilingkarkan oleh Nolan untuk memeluk leher pria itu.

Perlahan-lahan, langkah demi langkah Nolan mengayunkan kedua kaki jenjangnya untuk menaiki tangga. Pandangannya berkali-kali mencuri tatap ke arah wajah cantik sang istri.

Merasa terus diperhatikan oleh suaminya, Valle menjadi salah tingkah. Semburat merah muda pada kedua pipinya tidak dapat dirinya hindari.

Dengan tingkat cahaya yang tidak begitu besar, Valle berharap Nolan tidak memergokinya yang tengah menahan rasa malu di tengah remang-remang.

Namun, rupanya benar apa kata orang. Tidak semua hal yang kita inginkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan itu juga.

Terbukti, sebab Nolan tiba-tiba saja menghentikan langkahnya ketika pria itu sudah berada tepat di depan pintu yang menjadi sekat tempatnya berpijak sekarang dengan kamarnya.

Masih menahan berat tubuh istrinya yang berada di dalam dekapannya, Nolan menatap wajah Valle lamat-lamat.

Oh tidak, sepertinya wajah Valle kini sudah semakin memerah mirip dengan kepiting rebus.

Siapapun itu, tolonglah wanita ini.

“Breathe baby,” suara berat Nolan menginterupsi Valle yang berusaha untuk tidak terlihat sedang menahan malu karena salah tingkah di depan suaminya sendiri.

Hal itu yang membuat wanita ini hingga lupa bagaimana caranya bernapas. Sejak tadi, Valle tidak sadar jika dirinya terus menahan napasnya lantaran kegugupan yang melingkupinya.

Kedua mata Valle mengerjap lucu menanggapi perkataan suaminya tadi. Nolan yang melihat itu terkekeh sebab terlalu gemas dengan istrinya.

“Jangan tahan napas gitu, sayang.”

Lagi, Nolan kembali berucap hingga membuat Valle tersentak dan kembali bernapas dengan normal.

Rasanya jika bisa, wanita itu begitu ingin menenggelamkan dirinya sekarang juga di palung Mariana. Terlalu malu.

Nolan menundukkan kepalanya untuk memajukan wajahnya mendekat ke arah wajah Valle. Tanpa aba-aba, pria itu memberikan kecupan pelan pada kening Valle. “Lucu,” ucapnya kemudian.

Valle yang sudah tidak bisa menahan dirinya, memilih untuk beringsut menyembunyikan wajahnya yang memanas pada dada bidang suaminya.

Kedua tangan Valle yang bertengger dengan manis melingkari leher Nolan menjadi semakin erat dan dirinya juga meremat ujung leher kaos Nolan itu.

Nolan tahu betul jika istrinya ini sedang salah tingkah. Karena tidak mau membuat waktu terlalu banyak, dirinya lansung bergegas untuk membuka pintu di depannya dan memasuki kamarnya.

Setelah berada di dalam kamarnya dengan Valle, Nolan meletakkan tubuh Valle di pinggir ranjang ukuran king sizenya.

Berhubungan sudah sampai di tempat tujuan dan dirinya telah diturunkan, itu artinya kini Valle sudah tidak dapat lagi menyembunyikan dirinya di dada bidang milik Nolan.

Alhasil, Valle berinisiatif untuk menutupi wajahnya yang diyakini oleh dirinya sendiri masih menunjukkan pigmen seperti warna buah tomat yang telah masak dengan kedua tangannya.

Nolan mengambil posisi duduk tepat di samping Valle. Pria itu menggeser tubuh istrinya agar berhadapan langsung dengan dirinya.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Nolan adalah mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan tangan Valle yang masih saja setia menutupi wajahnya sendiri.

Meski cukup sulit pada awalnya, namun tetaplah tenaga seorang pria jauh lebih besar ketimbang para kaum hawa. Akhirnya berhasil lah Nolan melihat kembali wajah Valle dengan kedua mata istrinya itu dalam keadaan terpejam.

Kedua ibu jari Nolan mengusap lembut kelompak mata Valle yang masih menutup, “Kamu kenapa, hm?” Tanya Nolan. Valle mengulum bibirnya tidak mau mau memberikan jawaban kepada Nolan.

“Kenapa harus ditutupin kalau lagi salting?”

Deg.

Nolan menyadarinya. Ternyata suaminya ini cukup peka. Meskipun Valle telah berusaha mati-matian untuk dapat menyembunyikan gelagat salah tingkahnya, namun sayang pada akhirnya tetap ketahuan oleh sang suami.

Lagi pula jiak dipikir-pikir kembali, siapa yang tidak akan menyadari hal tersebut? Bahkan orang lain yang hanya melihatnya dalam sekali lirikan pun akan dapat mengetahuinya dengan mudah.

Benar juga. Vallesha Eleanor menggeluti bidang permodelan, bukan seni akting. Rupanya inilah alasan mengapa ketika waktu dulu dirinya pernah mendaftarkan diri untuk menjadi seorang aktris, selalu tertolak. Aktingnya buruk.

Kembali lagi. Kini Valle masih memilih untuk diam membisu tanpa membuka matanya. Hingga dirinya merasakan jika area kedua matanya seperti ditutupi oleh sebuah tangan besar.

Dan juga sesuatu yang lembut, hangat, dan sedikit basah menyentuh pucuk bibirnya.

Cup.

Nolan mencium Valle.

Hanya ciuman biasa, tanpa adanya lumatan yang dipenuhi oleh nafsu di sana. Pria itu juga tampaknya tidak berniat untuk menggerakkan bibirnya.

“Kalau kamu malu, ini sekarang udah aku tutupin.” Ujar Nolan yang sudah menarik wajahnya untuk melepaskan tautan bibirnya dengan Valle.

Nolan menurunkan tangannya yang tadi dirinya gunakan untuk menutupi kedua mata istrinya itu.

Setelah merasa sudah tidak terdapat penghalang yang membatasi jangkauan pandangannya, Valle akhirnya memberanikan diri untuk membuka kedua matanya.

Hal pertama yang dilihat oleh wanita itu adalah tatapan teduh dari sang suami yang memancarkan ketulusan di sana. Iris sehitam jelaga milik Nolan mampu mengalihkan dunia Valle detik ini.

“Cantik,” gumam Nolan yang sedang menikmati wajah indah Valle di hadapannya sekarang. “You look so beautiful, Sha.” Tegas Nolan lagi.

“Your eyes”

“And then, your nose”

“Of course, your lips too.”

Setiap kali Nolan mengucapkan kalimat tadi, pria itu memberikan kecupan lembut pada area wajah Valle yang disebutkannya. Jujur saja, hal itu membuat perut Valle kini seperti terdapat ribuan kupu-kupu yang beterbangan di dalam sana.

Euforia ini rasanya begitu fantastis. Menyenangkan.

Mereka berdua tenggelam di dalam arus kasih yang mereka ciptakan sendiri. Kedua saling berlomba-lomba untuk menunjukkan rasa sayang dan cintanya kepada sang pasangan.

Nolan pernah berkata bahwa dirinya berani bersumpah ketika Valle sedang salah tingkah, maka disitulah aura kecantikan Valle akan terpancar berjuta-juta kali lipat.

Itulah sebabnya yang membuat pria ini begitu gemar melakukan sesuatu hal yang dapat membuat istrinya menjadi salah tingkah sendiri.

Namun sayangnya, sepertinya pria itu melupakan satu kepingan yang tak kah penting dari kesenangan yang didapatkan dirinya ketika melihat Valle sedang salah tingkah.

Valle yang sedang salah tingkah akan menjadi lebih cantik. Dan Nolan yang melihat hal itu akan menjadi lebih salah tingkah lagi ketimbang Valle.

Do you get it?

Memang sedikit rumit dan tidak dapat dijelaskan secara sederhana. Yang pasti, pada intinya sekarang Nolan justru lebih-lebihan diselimuti oleh rasa gugup.

Valle tidak mengetahui itu.

Yang Valle tahu adalah, dirinya seperti tampak anak ABG yang sedang mengalami pubertas ketika menatap lawan jenis. Faktanya, Nolan pun juga merasakan hal yang sama. Bahkan, lebih parah darinya.

“Istri siapa yang cantik? Esha cantik, istrinya Olan.” —Nolan Azerio.

by scndbrr